Negeri kita malili adalah sebuah konsep (sekaligus konteks) yang telah terbenam lama dalam kesadaran dan pikiran kita. Kita memiliki kesan-kesan empirikal, tapi tidak mampu membangun pengalaman dan pengetahuan secara sinergis. Jadilah Nita Malili kita anggap sebagai simbol yang secara verbal biasa-biasa saja. Saatnya pula, kita hentika celoteh dan amarah di tengah futu (malam) dan gamam (gelap). Karena, di tengah kelam dan gelap, tak mungkin kita bisa berkaca dan berfikir jernih. Hanya dalam terang, dalam cahaya fajar pagi, alam pikiran kita bisa tenang berfikir dan merenung untuk mulai berbuat demi Maluku Utara ke depan.rnBuku ini sebagaimana diakui penulisnya, bukanlah buku dengan perspektif historis. Dalam buku ini pembaca akan menelusuri dan menemukan paparan yang merupakan hasil refleksi tentang realitas Maluku Utara pasca pemekaran sebagai sebuah provinsi beserta remah-remah dinamika dan perubahan sosial yang menyertainya.