Buku ini berisi catatan proses bagaimana para pendamping menempatkan diri di tengah dinamika masyarakat desa dan bagaimana masyarakat desa menilai dirinya selama kaji-tindak berlangsung. Subjek dan sekaligus objek yang menjadi pusat perhatian adalah organisasi pelaksana program, petugas pemdamping purnawaktu, pendamping lokal, pemimpin formal dan informal desa, pengurus pokmas dan anggotanya, serta instansi dan aparat pemerintah atas-desa, di dalam suatu konteks yang melingkupinya. Buku ini tidak berpretensi menjadi petunjuk, sebagai acuan, melainkan sekedar menceritakan kisah antar subjek yang mencari jalan keluar, mengatasi masalah-masalah kehidupan nyata. dengan kata lain, buku ini bukanlah ruang yang tepat untuk mewacanakan kekuasaan ilmu pengetahuan. Akan lebih tepat bila kehadiran buku ini dianggap sebagai ajakan bedialog seandainya motivasi pemahaman tentang masyarakat pedesaan adalah keinginan untuk merekayasa (social engineering) atau menguasai kepedesaan seperti itu. Dalam konteks antar-subyektif, kategori akademis dan empiris semestinya tidak menimbulkan hierarki, sebagaimana sering menjadi penyebab kemacetan proses dialog antara orang dalam" dan "orangluar". Misalnya