Pertemuan anatara budaya lokal dan kapitalistis menciptakan tarik ulur antara kepentingan lokal yang kolekstif dengan kepentingan luar 9non-lokal, kota industri kapitalistis) yang menimbulkan krisis perubahan indentitas masyarakat lokal, kepercayaan diri, konsepsi kebutuhan hidup (survival), gaya hidup, pandangan hidup, dan aspek sosio kultural lainnya yang tidak membawa mereka dalam kehidupan yang lebih baik dan mandiri dalam lingkungannya sendiri, tetapi pada ketergantungan hidup yang berspektrum luas.rnKeadaan seperti itu telah memunculkan upaya-upaya penanggulangan dari berbagai kalangan, terutama dari lembaga Swadaya masyarkat (non-governmental organization/NGO) dengan melakukan perkuatan atau pemberdayaan dan resistensi masyarakat lokal untuk mencapai kehidupan yang mandiri dan lebih baik. Penelitian ini merupakan upaya penguatan ekonomi masyarakat lokal melalui pengembangan sistem alternatif perekonomian rakyat berkaitan dengan penjajakan diterapkannya (Community Currency System) (CCS) sebagai sistem alternatif perekonomian yang berbasiskan pada kepentingan komunitas-komunitas lokal bersangkutan. Sebagai aktifitas ekonomi suatu komunitas yang mandiri dan terkontrol oleh komunitas bersangkutan sehingga dalam pemenuhan kebutuhan hidup berlangsung sewajarnya. Secara khusus penelitian ini bertujuan memahami kapasitas ekonomi lokal, yaitu kemampuan masyarakat setempat (lokal) secara umum atau kolektif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama kebutuhan pokok hidup (survival), di dalam lingkungan ekologisnya sendiri.